Category: Hemato-Oncology

Implikasi ceruk sumsum tulang pada MDS dan MGUS pada keganasan hematologi

Implikasi ceruk sumsum tulang pada MDS dan MGUS pada keganasan hematologi

Pada keganasan hematologi berikut, hampir selalu didahului oleh kondisi ini:

  • Multiple myeloma (MM) hampir selalu didahului oleh gammopathy monoklonal yang memiliki signifikansi yang tidak pasti (monoclonal gammopathy of undetermined significance, MGUS),
  • Acute myeloid leukaemia (AML) setidaknya seperempat dari semua pasien didahului dengan sindrom myelodisplastik (myelodysplastic syndromes, MDS). Pada gilirannya, MDS sering didahului oleh haematopoiesis klonal dari potensi tak tentu (clonal haematopoiesis of indeterminate potential, CHIP).

Akuisisi perubahan genetik dan epigenetik tambahan dari waktu ke waktu jelas mempengaruhi perilaku klon haematopoietik neoplastik yang semakin tidak stabil dan agresif; Namun, gangguan di lingkungan mikro sumsum tulang semakin dikenal memiliki peran kunci dalam memulai dan mendukung onkogenesis.

Dalam Review ini, penulis memusatkan perhatian pada konsep bahwa hubungan neoplasia-lingkungan mikro haematopoietik adalah hubungan intim antara keduanya, memberikan gambaran umum tentang bukti yang mendukung peran ceruk sumsum tulang dalam mempromosikan neoplasia, dan mendiskusikan potensi terapetik bertarget ceruk sumsum tulang.

Referensi

The bone-marrow niche in MDS and MGUS: implications for AML and MM [Nature]

Image: https://www.nature.com/articles/nature12984/figures/1

Lymphoma microenvironment: culprit or innocent?

Judul di atas kalo di terjemahin kira-kira seperti ini: Lingkungan mikro-limfoma, pelakunya atau tidak bersalah? Limfoma artinya kanker darah. Otomatis dia tidak sendiri dan disekitarnya ada komponen-komponen lain seperti sel, matriks, dll. Nah, lingkungan mikro itu jangan-jangan yang membuat progresi dan keparahan limfoma. Nah, bagaimana lingkungan mikro memainkan peran pada kasus limfoma, kita kupas paper dengan judul serupa di atas dari B Herreros, A Sanchez-Aguilera, dan MA Piris berikut.

Tumorigenesis dan progresi dikendalikan oleh kombinasi kejadian intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik misal aktivasi onkogen dan inaktivasi tumor-suppressor gen, sedangkan faktor ekstrinsik tergantung pada interaksinya dengan stroma. Emang apaan sih stroma?

Kita tahu bahwa struktur tumor terdiri dari sel neoplastik dan stroma. Stroma adalah kelompok sel neoplastik dilekatkan ke dalam dan didukung oleh anyaman jaringan ikat (stroma berasal dari bahasa Yunani yang berarti kasur). Peranan stroma ini adalah memberikan dukungan mekanis dan nutrisi pada sel neoplastik. Stroma ini terbentuk oleh induksi jaringan ikat oleh faktor tumbuh pada lingkungan sekitar tumor. Stroma tumor selalu mengandung pembuluh darah yang tersebar dan menyatu dengan tumor. Proliferasi vaskuler diasumsikan dipengaruhi oleh faktor angiogenik yang diproduksi oleh sel tumor. Tumbuhnya tumor tergantung pada kemampuannya mempengaruhi pembuluh darah untuk perfusi, yang apabila tidak akan menyebabkan berkurangnya pasokan pembuluh darah.

Lingkungan mikro limfoma bisa berdampak positif maupun negatif. Tumor microenvironment  terdiri dari campuran dinamis dan interaktif subpopulasi sel dan sitokin. Beberapa di antaranya telah dieksplorasi namun ada sebagian yang belum sampai saat ini. Di sini, kita meninjau beberapa bukti yang paling menarik dari peran kunci dari lingkungan mikro pada  patogenesis limfoma.

Komponen subpopulasi sel spesifik dari tumor microenvironment

  • Regulatory T cells (T reg)
  • Follicular B-helper T cells (T FH)
  • Makrofag
  • Sel dendritik

Saat ini banyak perhatian ditujukan pada sel dendritik dalam hal imunosurveilans. Ada 2 subpopulasi sel dendritik yaitu folicular dendrtic cells (fDC) dan plasmitoid dendritic cells (pDC).

Table 2. Subpopulasi selular dari lingkungan mikro limfoma

sel

Kesimpulan

Kelangsungan hidup sel tumor dalam berbagai jenis limfoma tergantung pada sinyal yang berasal dari reseptor sel B dan reseptor sel T dan yang disediakan oleh anggota keluarga reseptor TNF. Analisis interaksi antara tumor dan lingkungan mikro bisa memberikan dasar bagi pengembangan pengobatan alternatif yang bertujuan mengganggu sinyal kelangsungan hidup yang berasal dari antigen dan sel-sel inflamasi.

Referensi

Herreros B, Sanchez-Aguilera A, Piris MA. 2008. Lymphoma microenvironment: culprit or innocent? Leukemia. 22(1):49-58.

CML dan Bcr-Abl

The primary cause of chronic myelogenous leukemia (CML) is the presence of the Philadelphia chromosome, resulting in the oncoprotein Bcr-Abl. The constitutive tyrosine kinase activity of Bcr-Abl, localized intracellularly in the cytoplasm, activates numerous oncogenic signaling pathways.

Kanker kelenjar getah bening atau limfoma

Limfoma atau kanker kelenjar getah bening adalah sejenis kanker pada sistem limfatik yang tumbuh akibat mutasi (terjadinya perubahan) sel limfosit (sejenis sel darah putih) yang sebelumnya normal menjadi abnormal dan ganas. Seperti halnya limfosit normal, limfosit ganas dapat tumbuh pada berbagai organ dalam tubuh termasuk kelenjar getah bening, limpa, sum-sum tulang, darah maupun organ lainnya. Continue reading “Kanker kelenjar getah bening atau limfoma”

AM6-36 menginduksi apoptosis sel kanker leukemia HL-60

AM6-36 atau 3-amino-6-(3-aminopropyl)-5,6-dihydro-5,11-dioxo-11H-indeno[1,2-c]isoquinoline, memiliki kemiripan struktur dengan isoquinolon. Senyawa tersebut mampu menginduksi aktivitas yang dimediasi oleh retinoid X receptor (RXR) response element, dengan efeknya sebagai antiproliferatif terhadap sel kanker payudara (Park et al., 2011). Continue reading “AM6-36 menginduksi apoptosis sel kanker leukemia HL-60”