Category: Neuroscience

Trace amine: Identifikasi famili GPCRs mamalia

Norepinefrin (NE), dopamin (DA), dan serotonin (5-HT) adalah neurotransmiter amina biogenik biogenik klasik yang efeknya dikarakterisasi dengan baik oleh interaksi dengan subfamili reseptor yang termasuk dalam famili rhodopsin dari GPCRs.

Selain amina klasik ini, ada kelas “trace amine” yang ditemukan pada level yang sangat rendah pada jaringan mamalia yaitu: tyramine, β-phenylethylamine (β-PEA), tryptamine, dan octopamin.

Identifikasi keluarga dari 15 GPCR baru, beberapa di antaranya yang diaktifkan oleh amina alami seperti phenylethylamine dan tyramine, menunjukkan bahwa trace amine ini memang mewakili neurotransmiter.

Temuan lebih lanjut bahwa beberapa GPCR di kelas baru ini diungkapkan dalam amigdala yang mendukung peran amina untuk menandai sinyal kimia dalam pengaturan suasana hati (mood).

Referensi

Cravatt B: F1000Prime Recommendation of [Borowsky B et al., Proc Natl Acad Sci USA 200198(16):8966-71]. In F1000Prime, 30 Oct 2001; DOI: 10.3410/f.1001101.15205. F1000Prime.com/1001101#eval15205

Trace amine: PubMed

 

Sel meretas protein seperti virus untuk berkomunikasi

Sel meretas protein seperti virus untuk berkomunikasi

Genom tumbuhan dan hewan dikotori dengan sisa-sisa virus yang berintegrasi pada DNA mereka jutaan tahun yang lalu. Sebagian besar sisa-sisa virus ini tidak aktif, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa beberapa berkembang menjadi gen yang memungkinkan sel berkomunikasi.

Sepasang penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Cell pada tanggal 11 Januari ini menunjukkan bahwa protein yang disandi oleh gen seperti itu menggunakan struktur mirip virus untuk antar-jemput informasi antar sel.

Ini adalah bentuk baru komunikasi seluler yang mungkin merupakan kunci pembentukan memori jangka panjang dan fungsi neurologis lainnya

Dua group penelitian menemukan fenomena ini secara independen saat mempelajari vesikel ekstraselular – selaput yang keluar menjadi gelembung dan melayang menjauh dari sel. Vesikel-vesikel ini beredar di seluruh tubuh, tapi kurang diketahui fungsinya.

Tim yang dipimpin oleh ahli saraf Jason Shepherd di University of Utah di Salt Lake City dan ahli biologi sel Vivian Budnik di University of Massachusetts Medical School di Worcester, melakukan eksperimen pada tikus dan lalat bua (Drosophila melanogaster).

Kerang pelindung

Para periset menemukan bahwa banyak vesikula ekstraselular yang dilepaskan oleh neuron mengandung gen yang disebut Arc, yang membantu neuron untuk membangun hubungan satu sama lain. Tikus yang direkayasa untuk kekurangan Arc memiliki masalah dalam membentuk ingatan jangka panjang, dan beberapa kelainan neurologis manusia terkait dengan gen ini.

Ketika Shepherd dan Budnik menganalisis urutan genetik Arc dari mouse dan lalat buah, mereka menemukan bahwa mereka serupa dengan gen virus yang disebut gag. Retrovirus seperti HIV menggunakan protein Gag untuk merakit kerang pelindung yang disebut kapsid yang mengangkut bahan genetik virus di antara sel selama infeksi.

Ketika para peneliti melihat protein Arc di bawah mikroskop resolusi tinggi, mereka menemukan bahwa protein membentuk kapsid yang serupa dan membawa petunjuk genetik, atau RNA pembawa pesan (mRNA), yang menyandikan Arc. Kapsid kemudian dibungkus dengan membran sel dan dilepaskan sebagai vesikel ekstraselular.

Tidak ada protein non-virus lain yang ditunjukkan untuk membentuk kapsid dan abtar-jemput mRNA antar sel. “Ini sangat penting,” kata Clive Bramham, seorang ahli saraf di University of Bergen di Norwegia.

Membuat koneksi

Pada lalat buah, group penelitian Budnik menemukan bahwa neuron motor – yang terhubung ke sel otot dan memberi tahu mereka kapan mengerut – menghasilkan vesikula yang mengandung Arc.

Begitu vesikula mencapai sel otot, mereka menyatu dengan sel-sel membran, melepaskan protein Arc dan mRNA. Tidak jelas apa yang dilakukan sel otot dengan protein dan mRNA, namun Budnik menemukan bahwa lalat buah yang kekurangan gen tersebut membentuk lebih sedikit hubungan antara neuron dan otot.

Group penelitian Shepherd menemukan fenomena serupa pada neuron yang diambil dari otak tikus. Neuron yang menyerap vesikula ekstraselular dari neuron lain akan mulai menggunakan mRNA Arc untuk menghasilkan protein begitu mereka dirangsang.

Shepherd dan Budnik berpikir bahwa vesikula yang mengandung Arc berperan dalam membantu neuron membentuk dan menghancurkan koneksi dari waktu ke waktu seiring sistem saraf hewan berkembang atau menyesuaikan diri dengan lingkungan atau ingatan baru.

Meskipun Arc dari versi tikus dan lalat buarh adalah serupa, mereka tampaknya telah berevolusi dari dua retrovirus yang berbeda yang memasuki genom spesies pada waktu yang berbeda. “Pasti ada sesuatu yang sangat mendasar tentang hal itu,” kata Budnik.

Melihat lebih jauh

Periset yang mempelajari vesikel ekstraselular sangat antusias dengan hasil ini, mengingat betapa sedikit yang mereka ketahui tentang fungsi vesikula di tubuh. “Ini tampaknya merupakan sesuatu yang baru,” kata Kenneth Witwer, seorang ahli biologi molekuler di Johns Hopkins University di Baltimore, Maryland, yang mempelajari bagaimana HIV berinteraksi dengan vesikel ekstraselular.

“Ini hampir menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban,” kata Yvonne Couch, seorang ahli biologi yang mempelajari vesikula ekstraselular di University of Oxford, Inggris. Dia bertanya-tanya apa yang merangsang neuron untuk menghasilkan vesikula ekstraselular dan bahan apa lagi yang dibawa antara sel-sel tetangga.

Shepherd dan Budnik berencana untuk terus mempelajari Arc, tapi mereka juga tertarik pada fungsi protein lain dengan cara yang sama. Genom manusia mengandung sekitar 100 gen mirip gag yang bisa menyandikan protein yang membentuk kapsid. Ada kemungkinan bentuk komunikasi baru antar sel ini lebih umum daripada yang kita duga, Shepherd mengatakan. “Kami pikir ini baru permulaan.”

Paper mereka berdua yaitu:

Shepherd, The Neuronal Gene Arc Encodes a Repurposed Retrotransposon Gag Protein that Mediates Intercellular RNA Transfer. [Cell]

Budnik, Retrovirus-like Gag Protein Arc1 Binds RNA and Traffics across Synaptic Boutons. [Cell]

Komentar dari Cell: A Viral (Arc)hive for Metazoan Memory

Artikel ini terjemahan dari Nature News: Cells hack virus-like protein to communicate

Peralihan metabolik berselang-seling, neuroplastisitas dan kesehatan otak

Peralihan metabolik berselang-seling, neuroplastisitas dan kesehatan otak

Selama evolusi, siapa yang kuat dialah yang bisa bertahan. Pertanyaannya, siapa yang kuat dimaksud di sini? Yaitu individu yang otak dan tubuhnya berfungsi baik, yang ini terjadi kala berpuasa.

Ketika berpuasa, simpanan glikogen dalam liver akan menurun, dan tubuh akan merespon dengan diproduksinya asam lemak yang berasal dari sel adiposa.

Disini menariknya, peralihan metabolik dalam sumber bahan bakar seluler akan disertai dengan adaptasi seluler dan molekuler jaringan saraf di otak, selanjutnya meningkatkan fungsinya dan memperkuat ketahanannya terhadap stres, cedera dan penyakit.

Mattson dkk mempertimbangkan bagaimana peralihan metabolik berselang-seling, mengulangi siklus tantangan metabolik yang menginduksi ketosis (puasa dan/atau olahraga) yang diikuti oleh periode pemulihan (makan, istirahat dan tidur), dapat mengoptimalkan fungsi dan ketahanan otak sepanjang umur, dengan fokus pada sirkuit neuronal yang terlibat dalam kognisi dan mood.

Peralihan metabolik semacam itu berdampak pada banyak jalur pensinyalan yang mendorong neuroplastisitas dan resistensi otak terhadap cedera dan penyakit.

Poin-poin kunci:

  • Evolusi otak, termasuk fungsi kortikal manusia yang lebih tinggi (imajinasi, kreativitas dan bahasa), didorong oleh perlunya mempertahankan tingkat kinerja yang tinggi dalam keadaan kekurangan pangan (puasa).
  • Peralihan metabolik berselang-seling (intermittent metabolic switching, IMS) terjadi ketika pola makan dan olahraga yang mengakibatkan penipisan simpanan glikogen hati secara berkala dan produksi keton yang terkait dari asam lemak. IMS jarang terjadi atau tidak sama sekali pada individu yang makan tiga atau lebih makanan per hari dan yang cukup banyak duduk (sedentary).
  • Keton β-hydroxybutyrate (D-β-hydroxybutyrate, BHB, versi tangan kanan) diangkut ke otak dan ke dalam mitokondria neuron, di mana ia digunakan untuk menghasilkan asetil KoA dan ATP. BHB juga bertindak sebagai molekul pensinyalan di neuron yang dapat menginduksi ekspresi faktor neurotropika yang dihasilkan dari otak dan dengan demikian meningkatkan plastisitas sinapsis dan ketahanan terhadap tegangan/stress seluler. [Video plastisitas sinapsis]
  • Selama puasa dan olahraga diperpanjang, jalur sinyal merespons stres diaktifkan dan proses autofagi juga dirangsang, sedangkan sintesis protein secara keseluruhan berkurang. Setelah makan lagi, istirahat, dan tidur; sintesis protein diregulasi dan biogenesis mitokondria terjadi, memungkinkan neurogenesis dan synaptogenesis.
  • IMS dapat meningkatkan kinerja kognisi dan motorik dan melindungi neuron terhadap disfungsi dan degenerasi pada model stroke, epilepsi, otak traumatis dan cedera tulang belakang, penyakit Alzheimer dan penyakit Parkinson.
  • Puasa berselang-seling dapat memperbaiki indikator kesehatan metabolik dan kardiovaskular pada manusia dengan mekanisme yang melibatkan pengurangan kerusakan dan peradangan oksidatif. Namun, tetap harus ditentukan apakah dan bagaimana puasa berselang berdampak pada otak manusia sehat dan mereka yang terkena kelainan neurologis.

Referensi

Intermittent metabolic switching, neuroplasticity and brain health [Nature]

Related: Ketone bodies as signaling metabolites [Cell]

Image: https://www.ketosoul.com/what-are-ketones/

Reseptor inti NR5A2 mengontrol keputusan nasib sel punca neural selama perkembangan

Reseptor inti NR5A2 mengontrol keputusan nasib sel punca neural selama perkembangan

Sistem saraf pusat (central nervous system, CNS) sangatlah kompleks dan masih banyak tidak kita ketahui selama proses perkembangan. Pada penelitian ini, group Politis melaporkan pertama kalinya reseptor inri NR5A2 (atau LRH1) adalah pemain penting dalam kontrol diferensiasi sel punca neural (neural stem cell, NSC).

Apakah NR5A2? Ini adalah reseptor yang terekspresi secara konstitutif (terus menerus terekspresi), suatu reseptor orphan/yatim (belum diketahui siapa ligannya), namun beberapa obat disetujui FDA telah dikenal baik sebagai agonis/antagonis. Reseptor ini juga penting pada awal embriogenesis, penjagaan sifat pluripoten dari ESC (embryonic stem cells), dan mereprogram sel somatik menjadi iPSC (gambar header di atas).

Pada konteks organogenesis dan homeostasis jaringan, NR5A2 terlibat dalam pendorong proliferasi sel progenitor dan sel kanker dari berbagai jaringan. Namun demikian, perannya dalam perkembangan atau fungsi CNS, belum diketahui.

Politis dkk melaporkan bahwa NR5A2 mengeblok proliferasi dari NSC dan menginduksi diferensiasi neuronal via mekanisme aksi yang berbeda.

  • NR5A2 mengontrol proliferasi dan diferensiasi NSC melalui efek pengaturan langsung pada lokus Ink4/Irf (gen p16Ink4a dan p15Ink4b), gen Prox1, dan jalur Notch serta JAK/STAT.
  • Gen Nr5a2 diatur oleh jalur neuronal utama dan astrositik seperti gen proneural (Neurog1 dan Mash1) juga pensinyalan Notch1 dan JAK/STAT.

Berikut model yang diajukan:

Screen Shot 2017-12-18 at 09.58.18.png

Bagaimanakah cerita lengkapnya hingga para peneliti bisa ke arah simpulan tersebut?

#1 Pola ekspresi NR5A2 berkorelasi dengan garis keturunan neuronal selama perkembangan sumsum tulang belakang

Karena mereka ingin mengetahui peran NR5A2 dalam perkembangan saraf pusat, maka hal pertama yang dilakukan adalah mengecek ekspresinya pada garis keturunan sel neuronal. Mereke menemukan NR5A2 pada awalnya diekspresikan pada sel progenitor neuronal (Nestin +, Pax6 +), yang diinduksi dalam transisi sel-sel ini menuju identitas neuronal pasca-mitosis (βIII-Tubulin + dan NeuN +), dan tidak terekspresi pada astrocytes (GFAP +).

#2 NR5A2 diatur berbeda oleh sinyal hulu (sinyal proneural dan astrogliogenik)

Selanjutnya mereka melakukan overeksresi gen proneural (Mash1 dan Neurog1) yang merupakan induser poten diferensiasi neuronal. Hasil yang didapat dari eksperimen ini adalah ekspresi Nr5a2 juga meningkat.

#3 NR5A2 mengendalikan proliferasi versus diferensiasi NSC

#4 Penghilangan indusibel Nr5a2 mempengaruhi perkembangan saraf

  • Penghapusan sementara NR5A2 mempengaruhi perkembangan SSP tikus
  • Penghapusan sementara temporal NR5A2 pada Cre/LoxP mempengaruhi perkembangan telencephalon

#5 NR5A2 menginduksi neurogenesis melalui regulasi langsung Prox1

  • NR5A2 meningkatkan ekspresi gen Prox1
  • NR5A2 mengatur ekspresi Prox1 melalui aktivasi langsung promotor Prox1.

#6 NR5A2 mengurangi proliferasi via aktivasi lokus Ink4/Arf

#7 NR5A2 menekan komponen kunci dari sinyal JAK/STAT

 

Referensi

Stergiopoulos A, Politis PK. 2016. Nuclear receptor NR5A2 controls neural stem cell fate decisions during development. Nat Commun. 7:12230. doi: 10.1038/ncomms12230.

Image: Heng dkk (2010) (Open access)

Kumpulan jurnal neuroscience

Kumpulan jurnal neuroscience

Atau, link lengkap di sini

Aktivitas penghambatan asetil kolinesterase, antioksidan dan sitotoksik dari Glycine max

Aktivitas penghambatan asetil kolinesterase, antioksidan dan sitotoksik dari Glycine max

Highlights

► Efek antikolinesterase, antioksidan, dan toksisitas dari tiga tanaman telah dipelajari. ►Glycine max menunjukkan aktivitas paling besar terhadap AchE dan radikal DPPH. ► G.max menunjukkan sitotoksisitas paling kecil pada BSL assay yang berarti aman untuk nutrient. ► Diaet kaya G.max memberikan efek bermanfaat untuk promosi kesehatan dan cognitive disorders. Continue reading “Aktivitas penghambatan asetil kolinesterase, antioksidan dan sitotoksik dari Glycine max”